Mari Bersama Tanggulangi Tuberkulosis




KOMITMEN dan kerja sama semua pihak memerangi tuberkulosis (TB) perlu ditingkatkan. Sebab, penyebaran penyakit ini di Indonesia makin besar dan masif.

TB merupakan salah satu penyakit yang menjadi masalah kesehatan di Indonesia. Besar dan luasnya masalah TB di Indonesia diperberat dengan adanya peningkatan infeksi HIV/AIDS yang berkembang cepat dan munculnya permasalahan TBMDR (Multi Drugs Resistant/kebal terhadap bermacam obat).


Saat ini setiap tahun ditemukan sekitar 500.000 kasus baru TB.Separuh di antaranya adalah kasus TB menular, menyebabkan lebih 100.000 kematian. Sekitar 70 persen penderita TB merupakan usia produktif. Upaya pencegahan dan pemberantasan TB merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah, baik lintas sektor maupun lintas program dan masyarakat, termasuk sektor swasta.



”Untuk memerangi TB memang butuh komitmen dan kerja sama semua pihak secara bersama memerangi TB perlu ditingkatkan,” kata Direktur Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kementerian Kesehatan, dr Iwan M Muljono MPH pada acara jumpa pers menyambut hari TB Sedunia yang diperingati setiap 24 Maret, di Jakarta, belum lama ini.

Saat ini, terang Iwan, Indonesia sudah berada pada arah yang tepat dalam pelaksanaan program penanggulangan TB. Hal ini dibuktikan dengan telah dicapainya target global sejak 2006, yaitu penemuan kasus baru lebih dari 70 persen dan angka kesembuhan lebih dari 85 persen.

”Strategi nasional ini telah sejalan dengan petunjuk internasional (WHO DOTS dan strategi baru Stop TB), serta konsisten dengan Rencana Global Penanggulangan TB yang diarahkan untuk mencapai Target Global TB 2005 dan Tujuan Pembangunan Milenium 2015,” terangnya.

Dia menjelaskan, strategi yang direkomendasikan untuk mengendalikan TB DOTS/Directly Observed Treatment Shortcourse) sendiri terdiri atas lima komponen, yaitu komitmen pemerintah untuk mempertahankan kontrol terhadap TB, deteksi kasus TB di antara orang-orang yang memiliki gejala-gejala melalui pemeriksaan dahak dan pengobatan teratur selama 6–8 bulan yang diawasi.

Selain itu, ketersediaan obat TB yang rutin dan tidak terputus serta sistem laporan untuk monitoring dan evaluasi perkembangan pengobatan dan program. ”Rencana global penanggulangan TB ini didukung oleh enam komponen dari Strategi Penanggulangan TB baru yang dikembangkan WHO,” kata Iwan.

Strategi Penanggulangan TB baru yang dikembangkan WHO tersebut, ucap Iwan, yaitu mengejar peningkatan dan perluasan DOTS yang berkualitas tinggi, menangani kasus ko-infeksi TB-HIV, kekebalan ganda terhadap obat anti TB dan tantangan lainnya, berkontribusi dalam penguatan sistem kesehatan, menyamakan persepsi semua penyedia pelayanan, memberdayakan pasien TB dan masyarakat, serta mewujudkan dan mempromosikan penelitian.

Namun, lanjut dia, tantangan baru yang ada mengharuskan semua pihak bergerak lebih cepat dan inovatif dengan memperkuat jejaring pelayanan bagi pasien TB dengan semangat kemitraan, baik dengan berbagai sektor pemerintah, swasta, maupun lembaga masyarakat. ”Hal ini sangat penting untuk mendukung keberhasilan program dalam melakukan ekspansi maupun kesinambungannya,” ujar Iwan.

Pada hari TB Sedunia tahun ini rencananya diperingati dengan serangkaian kegiatan advokasi, komunikasi dan mobilisasi sosial dengan melibatkan seluruh pihak untuk mendukung komitmen penanggulangan TB.

Rangkaian kegiatan peringatan hari TB Sedunia 2010 ini akan didukung oleh organisasi sosial, lembaga swadaya masyarakat (LSM) yang selama ini menjadi mitra pemerintah dalam penanggulangan TB di masyarakat seperti PPTI (Perhimpunan Penanggulangan Tuberkulosis Indonesia), PP Aisyiyah,
KNCV, Nahdlatul Ulama, dan organisasi lainnya.

Acara puncak hari TB Sedunia pada 24 Maret 2010 ditandai dengan seminar nasional yang mengambil tema sesuai tema hari TB Sedunia tahun ini, yaitu ”Tingkatkan Inovasi, Percepat Aksi Melawan TB”. Seminar rencananya akan dibuka oleh Menteri Koordinator kesejahteraan Rakyat (Menko Kesra) Agung Laksono.


Topik yang dibahas antara lain upaya terobosan menuju akses pelayanan TB yang universal, layanan strategi DOTS berkualitas pada semua tingkatan layanan, tantangan penanggulangan TB di masa depan, dan upaya penggerakan partisipasi masyarakat dalam pengendalian TB. Dalam acara ini juga ditandatangani kerja sama dengan PT Jamsostek untuk memasukkan TB sebagai salah satu penyakit yang akan ditanggung dalam skema asuransi Jamsostek.

Sehari sebelumnya, yaitu pada 23 Maret 2010, dilaksanakan peluncuran Pelayanan TB-MDR di Indonesia. Pelayanan bagi pasien TB-MDR telah dimulai sejak Agustus 2009 di dua rumah sakit (RS) yaitu RS Persahabatan, Jakarta Timur dan RS Dr Soetomo, Surabaya. Ekspansi pelayanan direncanakan akan dilakukan pada tahun ini ke wilayah lainnya.

Selain seminar, rangkaian kegiatan peringatan ini sendiri akan dimeriahkan dengan Gerak Jalan Sehat yang diselenggarakan oleh Pengurus Pusat Aisyiyah yang akan mengambil tempat di Parkir Timur Senayan pada 28 Maret 2010. Subtema yang diangkat dalam kegiatan ini adalah ”Selamatkan Keluarga dari Tuberkulsosis”.

Kegiatan ini dihadiri oleh Menteri Kesehatan (Menkes) Endang Rahayu Sedyaningsih, Menteri Negara Pemuda dan Olahraga (Menegpora) Andi Mallarangeng, Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Meneg PP&PA) Linda Amalia Sari Gumelar, dan Ketua Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Sugiri Syarif.

sumber :koran sindo.com

Komentar