Rutin Dirawat Radiator Bebas Karat




RADIATOR merupakan salah satu komponen penting pada mesin kendaraan. Karena perangkat inilah yang bertugas menjaga suhu mesin tetap berada pada temperatur kerja ideal. Radiator umumnya kini terbuat dari material aluminium. Selain bobot yang lebih ringan, aluminium memiliki sifat menyerap dan melepaskan panas lebih cepat dibanding tembaga.

Walaupun terbuat dari aluminium, radiator tak lepas dari ancaman korosi yang menyebabkan kebocoran. Untuk mencegah hal itu, radiator perlu diperhatikan dengan menjaga level air pendingin (coolant) di tabung reservoir tetap berada pada batas normal (diantara garis Full dan Low).



Untuk mencegah terjadinya korosi, hindari menambah air radiator dengan air sumur/air tanah. Pasalnya, air sumur mengandung berbagai unsur mineral yang bersifat korosif jika terkena logam, termasuk aluminium. Gunakanlah air suling atau air murni (H2O)/ air aki dalam botol berwarna biru atau dengan radiator coolant.

Setelah kendaraan dijalankan selama setahun, periksalah kondisi air dengan membuka tutup radiator. Kuraslah jika sekiranya warna coolant telah berubah (umumnya radiator coolant berwarna hijau cerah jernih kekuningan dan merah jernih. Lakukan pada saat mesin dingin.

Untuk proses pengurasan yang sempurna, gunakanlah cairan pembilas radiator (radiator flush yang banyak dijual di pasar swalayan dan toko asesoris).

Bukalah tutup radiator dilanjutkan dengan membuka baut lubang penguras yang berada di bagian bawah radiator. Kemudian ambil selang air dan masukkan ke lubang tutup radiator hingga air yang keluar dari lubang pengurasan nampak jernih.

Setelah itu hidupkan mesin agar air bersirkulasi dalam mesin agar kotoran dan serpihan yang berada dalam sistem pendinginan terbawa keluar lewat lubang pengurasan. Setelah air kembali jernih, matikan mesin kemudian hentikan pasokan air dan tutuplah lubang pengurasan.

Sebelum menambahkan radiator flush, bacalah petunjuknya dengan seksama baru kemudian lakukan sesuai anjuran. Umumnya pada kemasan produk menganjurkan untuk menghidupkan mesin beberapa saat setelah cairan tercampur dalam radiator.

Setelah mencapai waktu yang ditentukan, matikan mesin dan lakukan lagi proses pengurasan seperti pada langkah pertama dan ketika air pembilasan telah jernih, matikan mesin dan hentikan pasokan air tanpa harus menutup lubang pengurasan. Setelah radiator kering, tutuplah lubang pengurasan dengan sempurna dan siapkan air suling dan radiator coolant.

Sebelum melanjutkan kegiatan, jangan lupa membaca petunjuk pada kemasan radiator coolant. Pasalnya, beberapa produk ada yang diformulasikan tanpa harus mencampurnya dengan air suling lagi, sehingga lebih praktis. Bila harus dicampurkan biasanya dengan perbandingan 50:50.

Setelah coolant dituangkan ke dalam radiator hingga penuh, nyalakan mesin dan naikkan rpm perlahan agar air dalam radiator bersirkulasi. Tambahkan coolant bila air menyusut. Proses ini berguna untuk mengusir adanya gelembung udara yang terjebak dalam sistem.

Ketika air dalam radiator tidak lagi menyusut saat putaran mesin dinaikkan, matikan mesin dan intip kembali lubang radiator apakah terjadi penyusutan air dan tambahkan jika benar.

Sebelum Anda menutupnya, periksa tutup radiator. Jika terdapat kerusakan, gantilah dengan yang sesuai. Pasalnya tutup radiator tidak hanya berfungsi sebagai penutup.

Ia memiliki dua buah katup yang berfungsi untuk mengalirkan air dari radiator ke tabung reservoir pada saat panas dan menghisap air dari reservoir ketika dingin dan terjadi kevakuman pada radiator.

Proses ini, selain untuk menjaga tekanan air pada radiator tetap stabil, juga berguna membuang gelembung-gelembung udara yang terjebak dalam sistem. Oleh karena itu setelah proses pengurasan selesai, hidupkan mesin hingga jarum indikator temperatur mesin mencapai kondisi ideal.Selamat mencoba. (Cdx)

sumber :mediaindonesia.com

Komentar