TB Anak Tidak Menular




Batuk pada anak belum tentu mengindikasikan Tuberkulosis (disingkat TBC atau TB) karena gejala klinis TB pada anak tidak khas. Meskipun TB pada anak tidak menular, orang dewasa di sekitarnya perlu waspada.

Pada orang dewasa, batuk jadi salah satu gejala tuberkulosis paru, biasa disingkat TBC atau TB. Karena itu, mereka yang mengalami batuk tak kunjung sembuh perlu dicurigai menderita TB. Namun, gejala batuk ini tak bisa diberlakukan pada anak sebagai indikasi adanya TB paru.





"Pada anak, batuk bukan gejala utama TB karena batuk bisa mengindikasikan banyak hal," kata Dr. Tjatur Kuat Sagoro, Sp.A, dalam seminar tentang TB di RS Persahabatan, Jakarta,
beberapa waktu lalu.

Ada sejumlah gejala atau tanda yang patut dicurigai bila anak menderita TB, seperti demam
lama dan berulang, berat badan tidak naik (kalaupun naik tidak sesuai perkembangan usia),
multi L (lesu, lemah, letih, lambat, lelet) batuk berulang, atau diare berulang.

"Kalaupun anak mengalami batuk berulang, pikirkan kemungkinan asma lebih dulu," katanya.
Tertular dari orang dewasa Kuman Mycobacterium tuberkulosis adalah penyebab penyakit infeksi menular TB. Kuman itu akan masuk dan berkembang biak dalam tubuh. Sekitar 95 persen kuman TB pada anak menyerang paru, meski bisa pula menyerang ginjal, tulang, bahkan otak.

Anak tertular TB dari orang dewasa. Terlebih jika anak melakukan kontak erat dengan orang
dewasa penderita TB dalam satu rumah atau satu kamar.
Saat berbicara atau batuk, percikan air liur dapat menularkan kuman TB kepada anak.
Penderita TB paru yang batuk, bersin, atau berbicara, dinyatakan Prof. Dr. Anwar Jusuf,
Sp.P(K), dapat melemparkan kuman TB ke udara. Kuman ini terhirup oleh orang sehat dan masuk ke paru, terutama bayi dan anak.

Pasien TB paru yang membuang dahak di sembarang tempat seperti di lantai atau di tempat
gelap, juga dapat menularkan kuman. "Dahak tersebut mengandung kuman hidup TB yang akan
mengering menjadi debu. Debu ini yang kemudian terhirup dan bisa menginfeksi orang sehat,"
papar pendiri Yayasan Asma Indonesia.

Karena itu, kalau di sekitar rumah sudah ada orang yang menderita TB atau bahkan baru
didiagnosis mengalami TB, ada baiknya seluruh anggota keluarga juga ikut diperiksa,
terutama anak-anak.

Diagnosisnya berbeda

Diagnosis TB pada anak tidak seperti orang dewasa. "Ini karena gejala klinisnya tidak
khas," tutur Sekretaris UK Respirologi IDAI Cab. DKI Jakarta ini.

Diagnosis tidak bisa dilakukan hanya berpedoman pada foto rontgen paru anak saja. Gambaran
rontgen pada anak juga tidak khas. Kebanyakan foto rontgen memperlihatkan hasil normal atau ada sedikit bercak.

Keringat di malam hari pada anak juga tidak bisa dijadikan tanda penyakit TB. Menurut Dr.
Tjatur, keringat timbul dikarenakan kerja hormon pertumbuhan mereka yang muncul di malam

hari. Pada orang dewasa, keringat di malam hari jadi pertanda adanya peningkatan

metabolisme, yang umumnya terjadi pada pasien TB.

Pemeriksaan dahak juga sulit dilakukan pada anak. Itu sebabnya, sulit mendapatkan bahan
untuk menemukan kuman TB dari dahak anak.

Untuk membuktikan adanya kuman yang masuk ke dalam tubuh, dilakukan dengan uji tuberkulin
atau mantoux. Hasil uji positif pertanda sudah ada kuman yang masuk ke dalam tubuh anak.
Dengan kata lain, sudah terinfeksi TB.

Hasil uji negatif memiliki kemungkinan infeksi belum terjadi. Namun, bila ada gambaran
bercak atau flek di paru, meski hasil mantoux negatif, kemungkinan kuman masih dalam
perjalanan atau dalam masa inkubasi. "Karena itu, tes mantoux perlu diulang," ujarnya.

Perlu juga diketahui bahwa orang yang terinfeksi TB belum tentu mengalami sakit TB. Jika
daya tahan tubuh bisa mengontrol kuman TB, ia.bisa tidak sakit. Begitu juga jika jumlah
kuman sedikit dan tidak ada manifestasi klinis serta radiologis.

"Baru timbul sakit TB kala daya tahan tubuh tidak bisa mengontrol kuman. Ini juga bisa
berarti bahwa kuman bisa melawan pertahanan tubuh," papar Dr. Tjatur.


Tidak menularkan

Berbeda dengan orang dewasa, TB paru pada anak tidak menular. "Jadi, anak tidak perlu
diisolasi, diasingkan, ditakuti, atau bahkan dijauhi," tutur spesialis anak dari RS
Persahabatan, Jakarta.

Sebaliknya, agar anak tidak tertular, lakukan pencegahan yang dapat dimulai dengan
pelacakan. Pelacakan diperlukan guna mencegah terjadinya penularan TB pada anak.
Bila di rumah ada pembantu, sopir, dan pengasuh bayi, segera minta mereka melakukan uji

tuberkulin dan foto toraks. Lebih-lebih jika ada anggota keluarga atau anak di sekitar yang menderita TB.

Jika ada anak lain yang menderita TB, lacak dari mana ia mendapatkan penyakit itu, dan
mintalah segera untuk periksa dan mendapat pengobatan.
"Orang dewasa yang dicurigai TB harus sesegera mungkin memeriksakan dahak serta foto
rontgen. Pasien TB paru dewasa harus diobati tuntas," kata Dr. Tjatur mewanti-wanti.
Pengobatan harus teratur dan diselesaikan dalam waktu 6 bulan.

Bagaimana jika ada ibu yang sedang memberi ASI menderita TB?
Menurut Fellowship Respirologi IKA FKUI ini, ibu harus diobati dan anak diberi pencegahan.

Semua orang yang ada di sekelilingnya juga perlu diperiksa.

ASI tetap diberikan, hanya saja tidak secara langsung. Jadi, ASI diperas lebih dulu, baru
diberikan kepada bayi.

"Menyusui secara langsung dapat menularkan kuman TB kepada bayi. Ibu penderita TB sebaiknya juga tidak tidur seranjang dengan anak," kata Prof. Anwar.

Memahami itu semua, agar tidak menulari anak, orang dewasa TB seharusnya tidak batuk di

sembarangan tempat, juga tidak membuang dahak di lantai atau di wastafel. Dahak dikumpulkan dengan tisu lalu dibakar.

Selain itu, perhatikan ruang di dalam rumah. Jaga agar ruangan cukup terpapar sinar
matahari, ventilasinya baik, buka jendela rutin agar sirkulasi udara lancar. Pastikan
ruangan bersih dari baju yang bergelantungan.

Bayi sebaiknya tetap diberi vaksinasi BCG atau Bacille CalmetteGuerin pada usia 0-2 bulan.
Imunisasi BCG diberikan guna melindungi anak terhadap berkembangnya tuberkulosis (TB).
Menurut Dr. Tjatur Kuat Sagoro, efektivitas imunisasi adalah 0-80 persen. "Tetapi, sampai
saat ini WHO masih mengajurkan imunisasi BCG karena menjadi salah satu cara mencegah TB,"
imbuhnya.

Sumber: Senior

Komentar