Uban: Dicabut atau Dipotong?




Saat usia kita sudah menjelang 40 tahun (atau lebih), keberadaan uban tentu tidak perlu dipermasalahkan. Menurut L'Oréal, hampir separuh wanita berusia lebih dari 40 tahun tak lagi berusaha melawan gejala penuaan ini. Rambut beruban menjadi semacam pernyataan kepercayaan diri, bahwa wanita bangga dengan kecantikan alaminya.


Yang menjadi masalah bila uban sudah mulai muncul di usia 20-an, atau bahkan kurang. Uban prematur seperti ini biasanya disebabkan penyakit seperti flu yang kronis, sinusitis, serta kekurangan vitamin B, zat besi, tembaga, dan yodium dalam diet kita. Uban menunjukkan kekurangan pada tubuh, karena kualitas rambut tergantung pada kesehatan secara keseluruhan. Polusi udara, panas, suhu yang lembab, mempengaruhi kualitas rambut. Ketegangan, kegelisahan, kesedihan, frustrasi, atau stres, juga membahayakan kesehatan rambut. Sedangkan perawatan yang salah terhadap rambut, seperti keramas dengan air panas, mengeringkan rambut dengan hair dryer, juga merupakan faktor lainnya yang tak boleh dilupakan.

Namun bagi umumnya wanita, munculnya 2-3 uban pada kepala lebih dianggap mengurangi keindahan. Bila tak siap menghadapi usia yang makin bertambah, sang pemilik biasanya akan mencabut, memotong, atau mencat rambutnya sehingga uban tak lagi mengintip di sela-sela hitamnya rambut. Namun tindakan mencat rambut ini hanya dilakukan oleh orang yang ubannya sudah hampir merata. Kalau cuma 5 lembar, untuk apa rambut dicat? Nah, pertanyaannya sekarang, amankah tindakan mencabut atau memotong uban?

Menurut www.skin-disease.org, jika Anda mencabut uban, akan tumbuh 10 uban baru atau lebih. Yang perlu Anda lakukan adalah memotong uban di dekat akarnya dengan gunting kecil. Jika uban rontok saat disisir, Anda tak perlu mengkhawatirkan terjadinya infeksi. Jika rontok, artinya uban sudah terlalu lemah sehingga tidak mampu bertahan di kulit kepala. Bandingkan dengan bila Anda mencabut uban; akan terlihat akarnya yang masih kuat sehingga uban pun berontak saat Anda ingin mencabutnya.

sumber :kompas.com

Komentar