Benarkah Oli Mesin itu Cocok-Cocokan?



Artikel ini berlaku untuk mesin mobil dan motor.

Sudah menjadi suatu hal yang sering ditanyakan pada forum diskusi (milis) berbagai klub mobil atau motor tentang oli merek dan tipe apa yang bagus untuk mesin kita?
Untuk mobil keluaran baru mungkin tidak masalah untuk menentukan oli yang akan kita pakai, hasilnya bisa dapat dikatakan sama dengan mobil teman kita yang menggunakan oli yang sama. Lantas bagaimana dengan mobil bekas yang umur pakainya sudah lebih dari lima tahun? Tentunya tidak akan sama hasilnya, walaupun jenis mobil dan merek olienya sama persis




.

Mengapa demikian?
Sejarah pemakaian oli apa saja yang dimasukkan ke mesin mobil (bekas) tentunya tidaklah sama. Bisa jadi beragam jenis dan merek oli telah digunakan untuk melumasi komponen-komponen mesin tersebut. Karakteristik tiap jenis dan merek oli berbeda sesuai dengan komposisi kimia didalamnya. Perbedaan karateristik inilah yang sedikit banyak berpengaruh pada proses keausan komponen mesin. Akibatnya tiap jenis oli menimbulkan tingkat keausan yang berbeda-beda untuk akumulasi waktu yang cukup lama. Inilah yang membuat kondisi keausan komponen setiap mesin akan berbeda-beda.
Sebagai contoh, Mitsubishi Eterna keluaran 1993 milik si A, akan berbeda kondisi mesinnya dengan mobil yang sama model dan tahun keluarannya milik si B.

Konsekuensi dari keausan komponen mesin adalah pada pemilihan oli yang tepat untuk mesin tersebut. Nah, disinilah yang menjadi tantangan untuk merawat mesin mobil/motor kita dengan tepat.
Untuk pemilik mobil/motor lama, mau tidak mau perlu mencoba-coba oli dari berbagai jenis dan merek untuk mesin mobil/motor kita sampai didapat jenis dan merek yang tepat.
Jadi kita tidak bisa mendengarkan begitu saja pendapat teman yang merekomendasi oli tertentu untuk mobil/motor kita karena toh kondisi mesin kita pastinya berbeda dengan mesin teman kita.

Contoh kasus:
Mitsubishi Eterna DOHC 1993 milik si A memakai oli merek XXX jenis 10w40 dan si A merasakan mesinnya bekerja baik, halus dan responsif, sementara ketika mobil yang sama milik si B diisi oli yang sama malah berbunyi tik-tik-tik-tik yang berasal dari bunyi HLA (Hydraulic Lash Adjuster) dan Rocker-Arm.
Disini menunjukkan tingkat keausan pada komponen HLA dan Rocker-Arm pada mobil si B lebih tinggi ketimbang mobil si A walaupun jenis dan tahun keluarannya sama.

TIPS:
Ketika kita baru membeli mobil bekas yang cukup berumur (5 tahun lebih), yang perlu kita lakukan berkaitan dengan oli (oil) adalah:
1. Engine Oil Flush: Menguras oli dan kotoran-kotoran di dalam mesin dengan cairan khusus (Engine Flush) sebelum mengganti oli.
2. Ganti Filter Oli: Gantilah filter oli dengan filter oli yang orisinil.
3. Ganti Oli: Pilihlah oli yang baik.
4. Transmission Oil Flush: Kuras dan ganti dengan oli transmisi baru yang disarankan pabrik.
5. Powersteering Oil Flush: Kuras dan ganti oli powersteering (misalnya: Dextron III, dst)
6. Brake Oil Flush: Kuras dan ganti oli rem (misalnya: DOT3 atau DOT4)
7. Transmission Clutch Oil Flush: Kuras dan ganti oli kopling (misalnya: DOT3 atau DOT 4).

INFO:
Indikator umum jika oli cocok dengan mesin kita adalah:
1. Suara mesin yang halus
2. Putaran mesin yang ringan dan responsif
3. Suhu mesin stabil
4. Penguapan oli yang minim

Catatan:
Artikel ini pernah dimuat di Majalah Autobild edisi 24 September - 7 Oktober 2005
ditulis oleh Firmansyah Saftari

sumber :saft7

Komentar