
TELEVISI kini seperti sudah menjadi anggota baru dalam keluarga. Kita sarapan,
belajar, dan menghabiskan banyak waktu bersamanya dibanding dengan anggota keluarga
lain.
Televisi diposisikan sebagai sumber penting bagi kehidupan anak kita; pengajar,
babysitter, penghibur, penjual, dan sebagainya. Semua terangkum jadi satu. Apakah ini
berarti kekuatan TV dalam kehidupan anak-anak kita semakin tak terkendali? Jawabannya
ada pada kita, para orangtua.
TV ibarat obat, bisa menyembuhkan atau justru menjadi racun. Bertindaklah cepat dan
cermat agar pengaruh TV tidak mengalahkan kekuatan kita sebagai orangtua.
Lantas, apa yang bisa kita lakukan? Ikuti panduan berikut, seperti dikutip dari
Health24, Minggu (1/2/2009).
Ubah kebiasaan
Banyak anak telah menjadi pecandu TV sejak berusia 2 tahun. Kebiasaan berbahaya ini
hanya bisa diubah dengan cara menggantinya dengan kebiasaan baru yang tentu lebih
positif. Lakukanlah perubahan itu setiap hari, meski hanya hal kecil, misalnya
membaca. Bimbinglah anak untuk menemukan keajaiban dari membaca, terutama sejak
mereka berusia dini.
Tempatkan TV di ruangan yang jarang digunakan
Jauhkan TV dari ruangan yang sering digunakan untuk aktivitas keluarga. Hal ini
membuat anak akan jarang menonton TV.
Rencanakan satu malam dalam sepekan tanpa TV
Konsekuensinya, Anda harus punya alternatif kegiatan, bisa bersama keluarga atau
memilih waktu untuk sendiri. Bersama anak-anak, Anda bisa bermain puzzle, scrabble,
ataupun monopoli. Anak akan terhindar dari kecanduan TV jika Anda punya sesuatu yang
menyenangkan ketimbang menonton TV.
Hindari memanfaatkan TV seperti babysitter
Anda tentu tidak akan membiarkan anak Anda dijaga atau diasuh oleh orang asing. TV
hanyalah benda mati. Ia tidak akan bisa bereaksi saat anak menangis butuh bantuan,
juga tidak bisa berkata-kata saat anak ketakutan.
Rencanakan lebih dulu apa yang ingin ditonton
Dengan panduan ber-televisi, tentukan apa yang Anda dan anak-anak akan tonton setiap
malam. Jangan menyalakan TV hanya untuk melihat program apa yang sedang tayang.
Bantulah anak untuk merencanakan tayangan TV apa yang dirancang khusus sesuai usia,
ketertarikan, dan tingkat kedewasaan mereka.
Menonton tanpa anak-anak
Menonton TV tanpa anak menjadi kesempatan Anda untuk melihat perkembangan tayangan TV
yang ada. Nilailah mana yang baik menurut nilai dan tradisi keluarga Anda.
Bantu anak membedakan kenyataan dan keyakinan
Jelaskan ke mereka bahwa teror dan kejahatan dalam tayangan TV hanyalah akting belaka
dan bukan kekerasan dalam kehidupan nyata.
Diskusi iklan junk food
Bantu anak untuk melihat kenyataan bahwa sebenarnya iklan coba merayu mereka untuk
menghabiskan uang dengan cara membeli sesuatu yang tidak sehat, seperti junk food.
Beri kesempatan kepada anak untuk ikut memilih makanan yang bergizi untuk keluarga.
Panduan tersebut mungkin terasa berat di awal untuk memulai suatu perubahan. Pilihlah
satu atau dua poin yang menurut Anda pas diterapkan dalam keluarga. Jika perlu, catat
daftar panduan tersebut dan letakkan di pintu lemari es untuk dipraktikkan tiap
pekannya.(ftr)
sumber :okezone
lha yang ini nih..yang perlu di perhatikan.
BalasHapussetuju banget nih..
BalasHapusanak2 mmg harus diajarkan etika dalam menonton TV, dan luga perlu diperhatikan tontonan mana yg cocok u/ anak